MENGENAL LEBIH JAUH DONIE HULALATA

Siapa yang ingin mengenalku? Aku bukan orang yang spesial seperti kumpulan artis di televisi. Namaku Donie Hulalata, dan biasa dipanggil Donie. Aku adalah laki-laki berbadan gemuk yang memakai kacamata. Wajahku membulat dan ditumbuhi rambut selain di kepala juga di dagu atau biasa dikenal dengan nama jenggot. 25 tahun yang lalu aku lahir di Jakarta, dan sekarang aku sedang bekerja di sebuah perusahaan digital di Jakarta. Aku banyak menghabiskan masa kecilku di Cilacap, kota kecil yang ada di ujung Selatan Jawa Tengah.

Sedikit banyak bercerita tentang kehidupan pribadiku, mungkin akan dimulai dari keluarga yang aku miliki. Aku memiliki orang tua yang sudah berusia lebih dari setengah abad. Mereka tinggal di Cilacap Jawa Tengah. Aku adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Orang-orang menyebutnya dengan istilah anak bungsu. Dua kakakku adalah seorang laki-laki dan satu orang perempuan. Mereka berdua, sudah memiliki keluarganya masing-masing. Kakak laki-laki yang pertama sekarang tinggal di Jakarta bersama satu orang istri dan satu orang anaknya. Sementara kakak perempuanku ikut suaminya tinggal di Tegal bersama satu putri kecilnya.

Aku selalu merasa bahagia hidup di lingkungan keluarga yang serba sederhana. Tidak lebih dan tidak kurang. Selalu berusaha merasa cukup. Meskipun apa yang terjadi dalam kehidupan memaksa kita untuk selalu merasa kurang atau pun merasa tinggi ketika sedang diberi kelebihan harta. Kami selalu berusaha merasa cukup.

Karena meski bagaimana pun, kedua orang tuaku pada saat dahulu membesarkan aku dan kakak-kakakku, juga dalam kondisi yang mungkin bisa dibilang sederhana. Tidak berlebihan namun pastinya penuh dengan perjuangan dan rasa prihatin. Mereka bekerja keras untuk menghidupi keluarga. Mereka saling membantu dalam mencari nafkah untuk keluarganya, untuk kami anak-anak mereka.

Entah bagaimana dulunya kami sebagai anak-anak yang pasti selalu merepotkan mereka, didikan yang penuh kasih sayang dan disiplin adalah prinsip dalam membesarkan aku dan kedua kakakku. Kerja keras mereka dan kasih sayang mereka lah yang membuat aku takjub dan akhirnya memutuskan menuliskan secuil kisahnya dalam tulisan ini. Sekedar untuk merefleksikan diri dan menyemangatiku ketika aku lelah bekerja di sini.

Maka dari itu, pelan-pelan aku mulai bergairah kembali untuk melanjutkan hidup. Aku masih memiliki mimpi yang besar yaitu menjadi seorang CHIEF EXECUTIVE OFFICER (CEO) sebuah perusahaan dan menjadi Pimpinan sebuah Lembaga atau Yayasan Sosial. Ini adalah mimpi yang aku sadari memiliki tantangan yang besar. Karena mereka adalah mimpi yang dimiliki oleh orang-orang yang rajin dan semangat dalam mewujudkannya.

Aku tahu diriku sering menurun dalam semangat menjalani kehidupan. Entah karena jenuhnya aktivitas atau pun karena lelahnya bekerja. Namun aku harus mengingat bahwa mimpi itu adalah caraku untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Juga sebagai ladang ibadahku kepada Rabb Yang Maha Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karenanya, aku harus menanamkan keyakinan bahwa mimpi itu akan dapat terwujud dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Setidaknya aku memiliki mindset sebagai caraku untuk menghatasi tantangan yang tadi kusebutkan.

Dengan demikian, aku melihat setidaknya 10 tahun yang akan datang diriku sudah menjadi CEO di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi, dan memiliki rumah sosial atau pun rumah yatim dengan Lembaga Yayasan yang aku kelola dengan keluargaku. Di tambah, pada sore harinya aku sedang berbincang dan menikmati hidup dengan secangkir kopi dan lumpia buatan istriku sambil melihat anak-anakku bermain dengan kakek-neneknya di halaman rumahku. Semoga Allah mengijinkan, aamiin. (*)

Leave a comment